Namun, dalam Alquran term pakaian (libas), tidak hanya mengandung pengertian fisik, seperti disebut di atas, tetapi juga bisa bermakna spiritual. Menurut pakar tafsir al-Raghib al-Ashafahani dalam Kitab al-Mufradat fi Gharib Alquran, kata libas (pakaian) dapat bermakna segala sesuatu yang dapat menutupi diri kita dari berbagai keburukan. Karena itu, suami atau istri yang diharapkan dapat saling melindungi dan menutupi keburukan dan kekurangan masing-masing, disebut oleh Allah sebagai 'pakaian'. ''Mereka (istri-istri) itu adalah pakaian bagimu dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka.'' (Q. S. 2: 187).
Ini berarti, pakaian kita yang sesungguhnya adalah iman, amal saleh, dan kesucian moralitas; dan pakaian inilah yang disebut 'pakaian takwa'. Tuhan menyebut pakaian takwa ini sebagai pakaian yang paling baik (Q. S. 6: 187). Pakaian takwa, menurut ahli tafsir Abdullah Yusuf Ali, mengejawantah dalam sikap mental dan perilaku, berupa pemihakan kita kepada kebenaran yang, karenanya, dapat menutupi diri kita dari berbagai keburukan dan dosa-dosa, serta menghiasi diri dengan berbagai keutamaan dan kebajikan.
Pakaian dalam arti inilah yang dahulu pernah dibanggakan Imam Syafi'i kepada bangsa Mesir, ketika yang disebut terakhir ini, dengan pandangan agak materialistik, memperolok-olok Imam Syafi'i lantaran pakaian sederhana yang dikenakannya. ''Aku pun memiliki setumpuk pakaian,'' kata Imam Syafi'i, ''yang bila semuanya kujual dengan uang seperak, maka uang seperak itu masih jauh lebih berharga. Tapi, di balik pakaian itu ada jiwa yang kalau ditimbang sebagiannya saja dengan jiwa semua manusia, niscaya jiwa itu masih lebih berat dan lebih agung.'' Pakaian takwa, dengan sendirinya membuat pemakainya tampak selalu anggun. Sebagai kata Ibn 'Adi, ''Jikalau orang terlepas dari noda dan dosa, maka pakaian apa pun yang disandang, akan tampak indah dan cantik selalu.''(Republika)
0 Response to "Pakaian"